Powered By Blogger

Senin, 23 Januari 2012

biaya produksi

BIAYA PRODUKSI 

Biya merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini disebabkan biaya sangat menentukan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.

Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah, sedang maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk.

Ilmu yang mempeajari masalah-masalah biaya adalah Akuntansi Biaya. Akuntasnsi biaya pada perusahaan berhubungan dengan tugas-tugas : mencatat, mengklasifikasikan, mengintrespestasikan, menyajikan dan mengendalikan biaya dari proses produksi.


 

 

Pencatatan Biaya Produksi Tidak Langsung (BOP)

Yang dimaksud biaya produksi tidak langsung adalah seluruh biaya produksi yang terjadi di pabrik (dibagian produksi) selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung, biaya produksi tidak langsung sering juga diistilahkan dengan biaya overhead pabrik (BOP), yang termasuk kedalam biaya produksi tidaklangsung contohnya :
  • Pemakaian bahan penolong
  • Upah tidak langsung ; upah yang diberikan kepada pekerja yang secara tidak langsung tidak terlibat dalam pembuatan produk misal gaji mandor, gaji kepala bagian produksi dan sebagainya.
  • Biaya penyusutan mesin di bagian produksi.
  • Biaya penyusutan gedung pabrik dan
  • Segala biaya yang terjadi di bagian produksi yang secara tidak langsung turut serta membentuk harga pokok produksi dari produk yang dihasilkan.
Biaya biaya tidak langsung sebelum dibebankan kepada produk dikumpulkan dalam perkiraan Biaya Overhead Pabrik (BOP). Dengan demikian biaya produksi tidak langsung yang sesungguhnya terjadi merupakan elemen pembentuk harga pokok produksi. Biaya produksi tidak langsung yang sesungguhnya dicatat dalam jurnal dengan mendebet perkiraan BOP Sesugguhnya dan mengkredit macam-macam rekening yang dikredit bila unsur biaya produksinya tidak diketahui, tetapi bila BOP sesungguhnya diketahui jenisnya, maka jurnalnya mendebit perkiraan BOP dan mengkredit setiap jenis BOP Sesugguhnya tersebut.
Dari pemaparan diatas maka cara mencatat biaya produksi tidak langsung adalah sebagai berikut :
1. Bila jenis BOP tidak diketahui maka jurnalnya

2. Bila jenis BOP diketahui, misal :
  • Biaya bahan penolong Rp. 1.500.000
  • Biaya penyusutan gedung pabrik Rp. 4.000.000
  • Biaya penyusutan mesin Rp. 3.500.000
  • Biaya asuransi pabrik Rp. 2.000.000
Maka bentuk jurnalnya :

3. Pembebanan BOP sesungguhnya kepada produk
Misal , BOP dibebankan kepada produk dengan tarif 105% dari biaya tenaga kerja langsung, dimana besarnya tenaga kerja langsung adalah Rp. 10.000.000, maka jurnalnya :

BOP dibebankan = 105% X BTKL = 105% x Rp. 10.000.000 = Rp. 10.500.000
4.Mencatat selisih BOP
Kadang dalam praktek antara BOP sesungguhnya terjadi dengan BOP yang dibebankan tidak sama, sebab pembebanan kepada produk biasanya berdasarkan tarif yang telah ditentukan dimuka (lihat contoh diatas, tarif ditentukan berdasarkan % dari Biaya Tenaga Kerja Langsung).
Bila terjadi hal demikian maka harus dibuat jurnal untuk mencatat selisih BOP.
  • Jika BOP sesungguhnya lebih besar dari BOP yang dibebankan maka terjadi selisih rugi, maka jurnal untuk mencatat selisih rugi BOP tersebut adalah :


    Selisih BOP (D) Rp. xxx

    BOP Sesugguhnya(K) Rp. xxx
  • Jika BOP sesungguhnya lebih kecil dari BOP yang dibebankan maka terjadi selisih laba, maka jurnal untuk mencatat selisih rugi tersebut adalah :
    BOP Sesungguhnya(D) Rp. xxx

    Selisih BOP (K) Rp. Xxx
Dari contoh diatas maka terjadi selisih laba sebesar Rp 500.000 karena haga BOPS sesungguhnya lebih besar dari BOP dibebankan maka jurnalnya :

5. Menutup rekening selisih BOP
Selisih yang terjadi dan telah dicatat dalam jurnal maka pada akhir nya harus ditutup, penutupan dilakukan tergantung dari selisih yang terjadi ,
  • Jika selisih laba maka penutupan dilakukan dengan cara mendebet perkiraan Harga Pokok Penjualan dan mengkredit selisih BOP
  • Jika selisih rugi maka penutupan dilakukan dengan cara mendebet perkiraan selisih BOP dan mengkredit perkiraan Harga Pokok Penjualan
    Dari contoh diatas dimisalkan nilai harga pokok penjualan sebesar Rp 20.000.000 maka untuk menutup selisih BOP pada point 4 jurnalnya adalah :
Dari lima langkah pencatatan biaya produksi tak langsung jika kita posting ke buku besat T akan tampak aliran biaya seperti berikut ini :

fungsi produksi

Sebelum melakukan pengukuran produktivitas pada semua sistem, terlebih dahulu harus dirumuskan secara jelas output apa saja yang diharapkan dari sistem itu dan sumber daya (input) apa saja yang akan digunakan dalam proses sistem tersebut untuk menghasilkan output.
Salah satu model pengukuran produktivitas yang sering digunakan adalah pengukuran berdasarkan pendekatan fungsi produksi Cobb-Douglas, yaitu suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua variabel atau lebih, variabel yang satu disebut variabel independent (Y) dan yang lain disebut variabel dependent (X).
Cobb-Douglas itu sendiri merupakan bentuk fungsional dari fungsi produksi secara luas digunakan untuk mewakili hubungan output untuk input. Hal ini diusulkan oleh Knut Wicksell (1851-1926), dan diuji terhadap bukti statistik oleh Charles Cobb dan Paul Douglas di 1900-1928.


        Kelebihan dari fungsi produksi Cobb-Douglas:
  1. Bentuk fungsi produksi Cobb-Douglas bersifat sederhana  dan mudah penerapannya.
  2. Fungsi produksi Cobb-Douglas mampu menggambarkan keadaan skala hasil (return to scale), apakah sedang meningkat, tetap atau menurun.
  3. Koefisien-koefisien fungsi produksi Cobb-Douglas secara langsung menggambarkan elastisitas produksi dari setiap input yang digunakan dan dipertimbangkan untuk dikaji dalam fungsi produksi Cobb-Douglas itu.
  4. Koefisien intersep dari fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan indeks efisiensi produksi yang secara langsung menggambarkan efisiensi penggunaan input dalam menghasilkan output dari sistem produksi yang dikaji .
         Kekurangan dari fungsi produksi Cobb-Douglas:
  1. Spesifikasi variabel yang keliru akan menghasilkan elastisitas produksi yang negatif atau nilainya terlalu besar atau terlalu kecil.
  2. Kesalahan pengukuran variabel ini terletak pada validitas data, apakah data yang dipakai sudah benar, terlalu ekstrim ke atas atau sebaliknya. Kesalahan pengukuran ini akan menyebabkan besaran elastisitas menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah.
  3. Dalam praktek, faktor manajemen merupakan faktor yang juga penting untuk meningkatkan produksi, tetapi variabel ini kadang-kadang terlalu sulit diukur dan dipakai dalam variabel independent dalam pendugaan fungsi produksi Cobb-Douglas.

Rumus fungsi produksi


Y = AL α K β

Keterangan :

1.     Y = total produksi (nilai moneter semua barang yang diproduksi dalam   setahun)
2.     L = tenaga kerja input
3.     K = modal input
4.     A = produktivitas faktor tota
      α dan β adalah elastisitas output dari tenaga kerja dan modal, masing-masing. Nilai-nilai konstan ditentukan oleh teknologi yang tersedia.